Jumat, 27 Januari 2012

Bukti sejarah Maqam Ibrahim

Maqam Ibrahim memiliki beberapa bukti-bukti nyata sebagi mu’jizat Ibrahim dari Allah yang kekal hingga kini.
Allah berfirman ; “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia, ialah baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) Maqam Ibrahim.” (Qs. Alu Imran/3:96-97)

1. Jejak telapak kaki Ibrahim as. Abu Thalib pernah berkata, “jejak telapak kaki Ibrahim itu ialah jejak kaki tanpa alas”. Kemudianjuga diketahui bahwa ternyata telapak kaki Nabi Muhammad SAW mirip dengan telapak kaki Kakeknya, Ibrahim as.

Sebagaimana al-Qursyi yang menyaksikan proses pembangunan Ka’bah oleh Quraisy dan Ibn Zubair, ia berkata; “sungguh, aku tidak pernah melihat kaki Nabi SAW dengan telapak kaki Ibrahim yang kami lihat di Maqam.” Sementara Imam Bukhari juga meriwayatkan bahwa nabi SAW pernah bersabda; “Aku ini menyerupai anak Ibrahim.”

Sejarawan Thahir al-Kurdi (wafat 1400 H) menyimpulkan bahwa jejak telapak kaki di Maqam tersebut masing-masing memiliki kedalaman 10 cm dan 9 cm, dengan panjang 22 cm dan lebar 11 cm. Tidak nampak bekas jari-jari kaki, disebabkan karena Maqam dulunya terbuka, sehingga akibat terlalu seringnya disentuh orang. Ini menunjukkan bahwa tingginya dengan kebanyakan orang zaman ini.

2. Naiknya maqam Ibrahim setiap kali bertambah tingginya bangunan. Menurut sejarawan al-Kurdi, bahwa Maqam Ibrahim itu tingginya hanya 20 cm, namun atas mu’jizat dan kekuasaan Allah, ia dapat naik turun sesuai dengan kebutuhan tinggi rendahnya bangunan Ka’bah oleh Ibrahim as.

3. Keabadiannya sepanjang sejarah nabi-nabi. Maqam Ibrahim , walaupun berkali-kali ada usaha mencurinya, serta akibat terpaan cuaca dan badai di dalam masjidil Haram selama beribu-ribu tahun, namun hingga kini tetap terpelihara dengan baik. Hal ini harus diyakini sebagai mu’jizat sekaligus jaminan dari Allah. Lebih-lebih setelah mengingat bahwa Maqam Ibrahim itu dahulunya diletakkan begitu saja, tidak ada penutup ataupun pengaman dari rangka besi.

Diriwayatkan dari al-Fakihi bahwa pernah ada seseorang di mekah disebut dengan Jarij (entah seorang Yahudi atau nasrani), Pada suatu malam Maqam Ibrahim hilang, kemudian setelah dicari ternyata ada padanya, dimana ia ingin membawanya ke Raja Romawi. Lalu diambilnya kembali Maqam Ibrahim itu darinya, kemudian lehernya di penggal.

Ketika datang bencana Banjir Ummi Nasyal pada masa Khalifah Umar ra, beliau segera pergi ke Maqam Ibrahim ketika airnya sudah mulai surut, dan mendapatinya berada di dataran rendah Mekah, kemudian Umar ra. Mengambil dan meletakkan kembali di tempat semula. Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang menimpa Maqam Ibrahim sepanjang masa, hanya Allah senantiasa menjaganya hingga kini.

4. Terjaga dari penyembahan orang-orang musyrik. Orang-orang Arab pada jaman Jahiliyah menyembah batu-batuan, tetapi tidak ada seorangpun yang diketahui pernah menyembah Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim, disebabkan karena penghormatan mereka kepada kedua batu tersebut.

Hal ini merupakan kesucian dari Allah SWT , karena islam menghormati Hajar Aswad dengan cara mencium dan menyalaminya, sementara kepada Maqam Ibrahim dengan cara sembahyang di belakangnya. Sehingga tidak dapat dikatakan bahwa islam membiarkan penghormatan kepada sebagian berhala-berhala, karena yang demikian merupakan jenis ibadah sekaligus syirik.


Sumber : Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda